Geopark Ciletuh - Flying Solo

Begini,
Kalau boleh jujur aku adalah orang yang penakut dan nekat disaat yang  bersamaan. Setiap tahun aku punya ritual untuk solo traveling minimal 1x. Karena pandemi ini semakin memburuk, rencana ku untuk pergi ke jogja  harus rela batal H-1.  Merasa rindu suasana  touring dan pantai maka geopark menjadi pilihan terbaik. Prediksi perjalan menurut google maps adalah 86 KM. Faktanya memakan waktu hampir 4 jam perjalanan Via Loji. 
Berbekal pengalaman minim aku melaju dengan sedikit cemas. Jalan panjang berkelok, menurun dan menanjak aku lalui. Kadang jurang, kadang sawah, kadang senyum ibu dan bapak petani, kadang kebun menemani bergantian. Rutenya sangat jelas. Jalan nya sangat mulus. 

Jarak puluhan kilometer itu ternyata tidak membebaniku. Sekalipun agnostik, Kau akan takjub dengan keindahan antara batas tebing dan laut selatan. Dibawah ini adalah spot indah pertama menurut ku. Sekelebat seperti pulau Jeju bukan? 😍

Suasana Jalan Via Pantai Loji

Sekitar satu setengah jam dari lokasi tersebut, aku tiba d pemberhentian pertama. Puncak yang paling terkenal, namanya Puncak Darma.  Pemerintah memang sudah membuat rute sebaik mungkin untuk wisatawan. Tiket masuk ke kawasan ini hanya 3k. Aku pun mengisi buku tamu. Terdiri dari tabel nama, alamat dan nomor handphone. Tak henti henti aku memandang ke arah laut juga pemukiman. Satu kata untuk tempat ini. Permai.


Pemukiman Warga dilihat Dari Puncak Darma

Penjual makanan berjajar di sebrang parkiran. Kelapa muda memang cocok untuk teman saat hari sedang terik. Ingin sekali berada di puncak darma sampai petang tapi tidak mungkin, karena akan sangat menakutkan jika pulang malam. Suatu hari  aku harus kembali..bersama kawan menikmati matahari tenggelam sambil mendiskusikan perihal bumi itu bulat atau datar bisa juga perkara teori Charles Darwin hahahaha.

Puncak Darma

Puas menikmati Puncak Darma, aku melanjutkan perjalanan ke Curug Cimarinjung. Jaraknya hanya 2km dari puncak darma. Tapi, untuk orang yang skill mengemudi nya pas2an ini sedikit horor. Bentuknya total jalan menurun bukan main. Aku sempat di tanyai warga sekitar. D peringatkan apakah rem nya sehat. Banyak terjadi kecelakaan rem blong karena medan ekstrim.

Pemberhentian kedua, air terjun megah. Curug Cimarinjung. Tipikal airnya hangat dan keruh. Karena bukan terletak di tengah gunung yang dekat dengan mata air jadi suasananya sedikit hangat. Lokasinya tdk terlalu membutuhkan effort. Cukup berjalan 5 menit dari parkiran. Tidak ada biaya tiket. Namun seperti biasa aku harus mengisi buku tamu dengan format yang sama. Pssstt aku akan memberi tau hidden gem Curug Cimarinjung. Titik terbaik untuk menangkap gambar. Sebelum tiba ke Curug utama, kamu akan menemui tangga menurun. Ikuti saja maka ...foaalla air terjun dengan bingkai pohon rindang siap untuk kamu potret. Hati2... khawatir ada hewan liar. Tidak banyak orang yang menjamah tempat ini. Saat aku berkunjung pun hanya aku seorang diri.

Curug Cimarinjung

Hari sudah menunjukkan jam makan siang. Harga makanan di sini amat standar. Bersahabat dengan kantong. Aku kagum sekali. Mengobati rinduku terhadap Jogja 😊. 
Selesai leyeh-leyeh di kawasan Cimarinjung aku pergi ke pantai Ciletuh. Tinggal ikuti jalan setengah kilometer. Tidak ada yang istimewa, seperti pantai kebanyakan. Kemudian, aku bergegas pulang.

Banyak orang bertanya, apakah aku merasa takut bepergian seorang diri ke tempat jauh. Jawabannya tentu saja iya. Munafik jika aku menjawab tidak. Namun aku ingat perkataan guru silat ku...bahwa pikiranmu adalah kekuatanmu. 
Ketika aku sedang merasa takut berada dijalan.. jauh dari rumah, tempat tidak kukenal, aku berimajinasi... anggap saja aku sedang dalam perjalanan ke warung dekat rumah...maka aku akan merasa aman dan tidak merasa terasing. Semoga :)



Bonus :
Solo Traveler Anthem 😎πŸ”₯πŸ”₯














Comments

Popular posts from this blog

Kapan Nikah?

Madilog : Jembatan Keledai dan Tan Malaka

Pantjoran : Kuliner Pecinan di Pulau Reklamasi