Kapan Nikah?
Menjelang 30 tahun adalah usia yang sangat matang. Telinga berdengung setiap kali mendengar pertanyaan "kapan nikah?". Membuat setres bukan kepalang. Pertanyaan basa basi busuk sampai aku ingin menimpali mulut orang yang bertanya dan mengatai dengan pot bunga. Bukan aku tidak berusaha, tapi pasangan yang bajingan, finansial yang tidak memungkinkan, fisik yang sedang jelek jeleknya membuat kerdil tenggelam ke dalam jurang.
Rasanya galau sekali ketika di tinggal sahabat. Satu persatu menikah. Tongkrongan tidak seramai dulu. Sampai aku sering mempersiapkan supaya terbiasa kemana mana sendiri, sebagai bentuk damai dengan diri. Cerita - cerita lucu pun pudar dimakan masa. Semua sibuk dengan keluarga kecil masing-masing.
Tapi ya namanya jodoh, ia ditemukan ketika tidak di cari. Ketika aku pasrah karena baru saja terbentur rasa sakit dari cinta yang lalu. Laki-laki Bandung menyapa lewat instagram. Padahal, feed ku tidak ada satupun yang menampakan wajah. Hanya butuh beberapa minggu aku tantang dia untuk menemuiku di kota asalku. Dia setuju. Dia berpikir aku penipu. Jadi dia tidak membawa kendaraan. Begitu tiba, aku sekalian saja berguyon akan menjual ginjalnya.
Baru beberapa bulan hubungan, arah terlihat. Aku tidak mau kecolongan. Aku ngotot memohon ingin kerumahnya. Demi Tuhan bukan maksud kebelet ingin di nikahi, tapi aku takut dia suami orang. Beranak banyak. Bisa-bisa aku di cap sepert si nisa sabyan yang biadab itu.
Tahun berikutnya aku di lamar. Tanpa sorot photographer, tanpa make up tebal, tanpa ramai rombongan. Hanya keluarga inti. Sangat khidmat. Tidak akan lupa rasa "oh begini di lamar seseorang yang aku sukai."
Sungguh banyak cara pandang orang-orang di lingkunganku. Walau bukan hanya di tujukan kepada diriku. Komentar kebanyakan menyebalkan.
Orang lain berpacaran bertahun tahun kau bilang wanita nya sudah "di pakai berbagai macam gaya". Seakan kau Tuhan tahu segalanya !.
Orang lain belum menikah dan belum punya pacar kau bilang tak laku,jangan terlalu pemilih. Seakan kau berjalan di atas sepatunya !
Belum menikah kala usia 20an seperti dosa besar. Memalukan dan memilukan.
Padahal tidak ada yang salah dengan itu. Berapa pun usia menikah. Kalian yang bertanya dan berkomentar belum tentu memberi solusi. Tidak ada yang tahu kedalaman sakit hati seseorang. Lebih baik kau do'akan yang baik-baik. Supaya karma buruk tidak menimpali wajahmu dan prasangka mu yang busuk.
Terimakasih buat segala perjuangan nya dari pacaran yang singkat sampai menikah, terimakasih juga buat segala usaha nya sampai pernikahan kemarin begitu lancar tanpa kendala, semoga hubungan kita awet sampai tua, lopyu istrikuuu ❤️❤️❤️
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Delete