Curug Sentral Jayanegara : Air Terjun di Tengah Kebun Teh

Bukan kali pertama aku dan sahabatku spontan ingin mengunjungi suatu tempat. Sabtu malam tiba2 kami sepakat untuk berangkat ke curug sentral di Kabandungan-Kalapa nunggal kabupaten Sukabumi pada minggu pagi.

Perjalanan akan dipandu oleh g-maps. Waktu tempuhnya memang cukup jauh..sekitar 2 jam perjalanan dari Sukabumi kota. Berbekal kesotoyan dan gotong royong kita tancap gas secara bergilir.

Jujur walaupun masih area sukabumi, kami belum pernah kesana. Rutenya begini :
dari arah Sukabumi kota kalian gunakan jalan lingkar selatan atau Cisaat kemudian lurus saja dijalan raya Sukabumi Bogor ke arah simpangan Jalan Raya Kalapa nunggal. Dari simpangan kalian ikuti saja jalan besar (raya) nya menuju jayanegara/kabandunga/curug sentral kebun teh. Warga sekitar lebih familiar dengan sebutan Curug Cibereum Kabandungan. Ingat biasakan bertanyalah disetiap tikungan kepada warga sekitar. Khawatir g-maps ngaco. Sudah 2x aku dibuat pusing oleh g-maps akibat terlalu percaya 100% pada teknologi. Pertama saat ke geopark ciletuh kedua saat perjalanan kemari. Memang semula kami diberi rute tercepat, namun kami malah dituntun ke jalan kecil dan entah berapa kali tersesat berputar tidak menentu ..g-maps membelokan kami ke gunung endut, perkampungan yang sunyi damai dan banyak sekali jalan-jalan kecilnya! hmmmmm. Padahal seharusnya kita ikuti saja jalan raya yah..

Setelah banyak drama,tibalah kita d muka pabrik teh PT. PERKEBUNAN TEH ASSAM.
Pengalaman unik. Sebelum masuk tempat wisata kita diharuskan melewati akses sebuah pabrik.


parkiran tidak jauh dari muka pabrik. warga disana ramah2..ada sekolah dasar dan perkampungan kecil disana..mungkin dihuni 4-5 keluarga saja.

Dari parkiran kita harus jalan kaki sekitar 15 menit. Tenang saja..tdk terlalu melelahkan karena tracknya sebagian besar datar datar ae. Curug ini memang unik. Curug pada umumnya berada dihutan basah,lembab dan gelap.Begitu menengadah yang ada hanya rimbun pepohonan besar,lembab dan sedikit gelap karena cahaya surya sulit menerobos masuk.

Curug sentral berbeda..ia berada persis ditengah lembah kebun teh. Segalanya terang benderang. Jelas sekali orang orang berjalan dari kejauhan. Jika kita menengadahkan wajah, langit terang dan terik lah yang akan kita dapat.


Di ujung track yang menyenangkan ini, kita tiba di sisi yang landai. Tangga menurun menuju loket. Tiketnya masuk
 sangat terjangkau dibawah 10k yang membuat kagum tempat sampah ada dimana mana. Pun bukan sembarangan tempat sampah, karena terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa. Sejauh mata memandang tempat ini terlihat bersih terawat. Rumput dipotong berkala. Kalian takut kelaparan? jangan risau ada tenda dan saung penduduk yang menjual makanan atau minuman. Takut kelelahan selepas berjalan tadi? tenang disediakan pula kursi seadanya dibawah pohon rindang terbuat dari bambu dan balok balok kayu.

Mata ku tak lepas memperhatikan batu batu disungai..warnanya merah tidak tahu kenapa karena aku bukan ahli batu haha. curug ini memang cantik, konon makin cantik kalau airnya normal. Kami berkunjung ketika musin kemarau.Air yang mengalir tidak deras bahkan nyaris surut.

Oh iya kami harap kalian tidak membawa makanan dan minuman ke area curug ya. Cukup di tenda /tempat makan dekat loket saja. Banyak sekali kera liar yang akan mengganggu. Perempuan kebanyakan pasti menjerit bila melihat mahluk berbulu itu menyeringai atau loncat-loncat. Mereka tergiur dengan makanan yang kalian bawa. Wajar saja lokasi masih terbilang asri, dekat dengan gunung salak.




Kami menghabiskan cukup banyak waktu di curug ini. Kemudian, teringat jarak yang jauh kami memutuskan untuk pulang sebelum gelap. Jalur parungkuda cibadak terkenal sering macet. Benar saja begitu keluar dari Jalan Raya Kalapa nunggal untaian kendaraan dari arah bogor menuju sukabumi sudah menunggu.

Hari ini adalah hari yang panjang. Kami bersyukur masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk menikmati alam yang indah.Ahhh sungguh pengalaman yang unik !.

Comments

Popular posts from this blog

Kapan Nikah?

Madilog : Jembatan Keledai dan Tan Malaka

Pantjoran : Kuliner Pecinan di Pulau Reklamasi