Cerpen - Rusiah

Karena hujan sedari pagi aku memilih untuk tidak kemana mana. Yang tambah membuat ku kesal lagi lagi ada pemadaman listrik. Hari ini entah sampai berapa lama. Padahal aku pernah sampaikan keluhan tentang ini ke kepala desa agar menyampaikan keluhan ke pihak berwenang. Tapi tidak ada jawaban. Sudah menjelang magrib masih ku tunggu listrik nya di kontrakan. Jendela dan pintu aku buka lebar lebar agar cahaya dapat masuk ke dalam. Lilin juga ku nyalakan. Walau remang remang setidaknya cukup untuk membaca buku. Aku duduk di dekat pintu seraya memakan sepiring pisang rebus dari Bu sum. Kalau boleh jujur, baru sebulan di desa ini aku merasa sudah tinggal satu tahun.Lokasinya yang terpencil membuat ku rindu ibu dan rumah. Sungguh. Namun ya apa boleh buat bukan kah ini cita citaku. Menjadi pegawai negeri. Ibu menyuruh aku sabar sampai 2 tahun kedepan. Semoga paman ku yang kepala dinas bisa membantu permohonan mutasi yang alot. Pokoknya aku tidak mau lagi lebih lama dari 2 tahun. Minggu d...